top of page
  • Andrea Laurentius

Kidney is our best pal, Part 1


Halo, teman-teman, pada zaman dahulu kala ada seorang teman saya yang bernama Si Renal ingin mengucapkan selamat datang di wacana ginjal sebagai teman terbaik tubuh. Si Renal yakin nih kalian pada bisa mengerti fungsi organ ginjal di tubuh kan. Nah, namun apakah teman-teman semakin penasaran bagaimana sih ginjal bisa bekerja sebagai organ ekskresi sekaligus organ stabilisasi homeostasis. Untuk mengenal ginjal lebih lanjut, Si Renal ingin kalian benar-benar paham akan kerja fisiologi dari ginjal. Nah, disimak yaa paragraf berikut…..

Ginjal melakukan fungsi

kerjanya sebagai organ ekskresi dengan melalui tiga tahap penting. Nah, yang pertama itu adalah tahap filtrasi. Ingat kalau ternyata tahap filtrasi terjadi di sebuah rumah kumpulan anyaman kapiler yang dinamakan Glomerulus. Setiap darah-darah yang mengalir melalui arteri renal akan disaring di sini. Glomerulus menggunakan bantuan sel bermuatan yang dinamakan podosit. Dan…muatan sel ini mencegah protein darah untuk ikut terfiltrasi sehingga hanya air, asam amino, glukosa, urea, vitamin, hormon, dan ion-ion yang bisa melewati sel podosit ini.

Sesudahnya semua molekul tersebut melewati sel podosit keluar dari pembuluh darah, molekul tersebut masuk ke bagian pipa yang bernama tubulus kontortus proksimal. Tubulus kontortus proksimal memiliki sel kubus selapis yang terspesialisasi untuk menyerap kembali zat-zat yang diperlukan seperti glukosa, asam amino, dan sedikit garam. Semua ini bertujuan untuk mencegah pembuangan zat-zat yang penting bagi tubuh secara sia-sia. Bisa dibayangkan kan… seperti kamu sudah mengisi air sebanyak-banyaknya pada suatu botol, namun botol itu bocor, nah…airnya kan keluar terus dong. Untuk itu, setiap air yang bocor perlu ditampung kembali untuk dikembalikan ke dalam botol. Oh iya, jangan lupa kalau cairan yang merupakan hasil filtrasi dinamakan sebagai filtrat glomeruli atau urin primer, dan masih mengandung zat-zat penting.

Setelah melewati tubulus kontortus proksimal, cairan yang dinamakan urin sekunder, menuju ke lengkung Henle untuk diserap air dan garam lebih lanjut. Hmm, pada bagian ini lebih difokuskan ya perhatiannya, soalnya lebih susah hahahha. Nah, pertama urin sekunder melewati bagian menurun dari lengkung Henle atau loop of Henle descendence. Bagian menurun ini memiliki banyak protein di sel kubus selapis sepanjang saluran yang dinamakan aquaporin. Aquaporin mempercepat osmosis dari air karena bagian dalam lingkungan ginjal mengandung garam yang sangat terkonsentrasi, sehingga mendorong proses osmosis.

Coba pake logika yaa… kalau air diserap di sepanjang saluran tersebut, maka apa

yang terjadi pada urin sekunder ketika mencapai dasar lengkung Henle? ……Benar sekali, hmmm ya walaupun kamu tidak menjawab hahaha, kalau ternyata urin sekunder semakin pekat. Setelah itu, urin sekunder melewati saluran menaik dari lengkung Henle atau loop of Henle ascendence. Ooo, the fun fact is that kalau ternyata protein yang di sepanjang saluran ini bukan lagi aquaporin, melainkan protein ion garam NaCl. Protein ini hanya membiarkan ion garam untuk berdifusi atau transport aktif, tidak membiarkan air untuk kabur secara osmosis. Akibat garam yang terus-menerus keluar dari saluran naik Henle, maka urin sekunder akan menjadi kembali encer ketika sampai di atas, namun dengan volume yang sudah berkurang drastis dibandingkan dengan urin primer. Nah, garam yang ditarik keluar dari lengkung Henle naik merupakan sumber yang membuat lingkungan ginjal menjadi sangat terkonsentrasi dengan garam.

Setelah itu, urin sekunder yang telah berkurang volume aslinya akan dikirim ahoooyyy ke tubulus kontortus distal dan tubulus kolektivus. Kedua tubulus ini sebenarnya berfungsi untuk membuang lebih banyak lagi zat-zat dalam darah yang tidak diperlukan seperti urea, ammonia, atau obat-obat hasil olahan hati. Tubulus kolektivus terspesialisasi untuk menyerap air sisa dengan lebih banyak apabila diberikan stimulus hormon ADH. Weeee, ADH => Anti Diuretik Hormon (Anti Kencing). Urin setelah melewati kedua struktur tadi barulah dinamakan sebagai urin sesungguhnya.

Nah, teman-teman kan uda ngerti bagaimana kerja ginjal sebagai penyaring darah. Coba teman-teman pikirkan bagaimana tubuh mengontrol ginjal dalam menjaga homeostasis cairan tubuh.

Bersambung...

Referensi:

Guyton, Arthur C and John E Hall. Textbook Of Medical Physiology. Philadelphia: Saunders, 2000. Print.

Martini, Frederic and William C Ober. Fundamentals Of Anatomy & Physiology. San Francisco, CA: Pearson Benjamin Cummings, 2006. Print.

Featured
Recent Posts
bottom of page