Anatomical Vs. Physiological Deadspace: a Mystery that lurks inside our lungs
Sistem respirasi manusia terdiri dari saluran napas dan organ pernapasan. Saluran napas adalah ruang atau space yang menyalurkan udara menuju organ pernapasan yaitu alveolus. Karena pertukaran gas antara atmosfer dan pembuluh darah hanya terjadi di alveolus, tidak semua udara yang dihirup ketika inspirasi berfungsi sebagai sumber pertukaran O2 dan CO2. Wilayah atau volume saluran pernapasan dan paru-paru yang tidak berperan dalam pertukaran gas disebut Dead Space. Terdapat 3 jenis dead space , anatomi dead space, alveolar dead space dan physiologic dead space.
Anatomic Dead Space
adalah wilayah / ruang dari saluran napas yang hanya berfungsi sebagai penyalur udara ke paru-paru (alveolus), diantaranya adalah rongga nasal, trakea, bronkus, dan bronkiolus yang tidak terjadi pertukaran gas. Volume anatomic dead space kira-kira 150 mL. Jadi ketika udara insipirasi normal sebanyak 500 mL, maka yang masuk ke dalam alveolus hanya 350 mL (500 - 150 = 350 mL). Fungsi dari anatomic dead space adalah mengisi ruang yang dialui udara sehingga ruang tersebut tidak collapse. Volume anatomic dead space bertambah seiring bertambahnya usia.
Alveolar / Functional Dead Space
adalah ruang atau volume di dalam alveolus yang tidak berperan dalam proses pertukaran gas. Berbeda dengan anatomic dead space yang selalu ada, alveolar dead space hanya terjadi dalam kondisi patologis (penyakit) seperti dan Prinsip adanya alveolar dead space adalah adanya atau kelainan pada ventilasi dan perfusi paru-paru. Volume alveolar dead space bergantung pada kondisi patologis seseorang.
Physiologic Dead Space
adalah total volume udara yang tidak berperan dalam proses pertukaran gas, dihitung dari penjumlahan anatomic dead space dan alveolar dead space. Penghitungan physiologic dead space didasarkan pada 3 asumsi : semua CO2yang dihembuskan berasal dari pertukaran gas di alveolus yang berfungsi normal, tidak ada CO2 dalam jumlah yang banyak dalam udara inspirasi, dan physiologis dead space tidak mempengaruhi volume CO2
Referensi :
1. Costanzo L. Physiology. 5th edition. Philadelphia : Saunders Elsevier Inc. ; 2014
2. Marieb E. Human anatomy & physiology.9th edition. Illinois : Pearson Education, Inc. ; 2013
3. Barrett K. Ganong’s review of medical physiology. 25th edition. New York : McGraw-Hill Education ;2016
4. Tortora G. Principles of anatomy & physiology. 14th edition. New Jersey : John Wiley & Sons, Inc.; 2014
5. Guyton A. Textbook of medical physiology. 11th edition. Pennsylvania : Saunders Elsevier Inc. ; 2006