top of page
  • Wilson Gomarga

Nothing is fun until you're good at it


Bagi teman-teman yang menanyakan pengalaman ikut OSN, saya akan menjabarkan secara bertahap.

Berawal dari lomba MGMP IPA Jakarta, yang saya ikuti saat saya masih duduk di kelas 8, saya mencoba-coba untuk ikut OSN SMP, karena memang dibandingkan dengan bidang lainnya, saya sudah cenderung suka dengan biologi.

Tetapi apesnya saat itu di lomba MGMP tingkat kotamadya Jakarta Utara saja, saya tidak mendapatkan peringkat 20 besar. Sehingga mental saya sebenarnya sudah ciut, apalagi ikut OSN SMP yang langsung dimulai dari tahap kotamadya.

Tapi entah kenapa waktu itu saya bisa dapat peringkat 1 di OSN SMP kotamadya padahal cuman modal baca buku latihan soal yang beli di Gramedia dan baca buku Esis. OSN SMP memang seperti itu, knowledge-based question, kalau gak tau ya gak bisa jawab, dan ada sistem minusnya lagi.

Melalui pelatihan yang diselenggarakan DKI di tingkat provinsi, saya maju ke tingkat nasional. Di sini, baru kali pertamanya benar-benar ujian praktek. Jadi saya memaklumkan diri saya kalau jujur kaget saat itu, apalagi tidak selesai praktek kenakearagaman hewan yang tugasnya membuat kunci determinasi saja.

Sepulang dengan tidak membawa medali, saya sudah punya keinginan untuk bisa dapat medali lagi di OSN SMA. Langsung beberapa hari setelah pulang dari kota Pontianak, saya membeli buku Campbell bahasa Indonesia. Tapi saya sudah patah semangat dulu, karena jujur gak ada dasar kimia sama sekali sedangkan bab Campbell diawali dengan kimia. Langsung malas lanjut lagi, semangatnya makin tipis.

Bab yang paling saya tidak suka adalah respirasi seluler dan juga fotosintesis. Karena itu penuh dengan hafalan kimia dan proses yang sangat kompleks. Di kelas 10 semester 2, saya baru mulai benar-benar baca Campbell dan coba menjual Campbell bahasa Indonesia saya dan membeli yang bahasa Inggrisnya. Ternyata yang bahasa inggris lebih enak untuk dibaca dan tentu bebas typo serta salah penerjemahan. Setelah coba baca, ternyata juga banyak yang gak ngerti, apalagi mau ngerjain latihan soal. Saat baca tentang transkripsi translasi saja sampai ketiduran dan bisa memakan waktu 4 hari untuk mengerti, itu pun mengerti di kulit. Bisa bisa saat mengerjakan 1 soal setengah jem mikirinnya, terus salah lagi hahaha. Untuk memulai perjalanan saya di OSN, rintangan sudah terus menanti di depan mata.

Inti dari cerita ini adalah hanya ingin berkata kepada teman-teman bahwa untuk mencoba sesuatu pasti sulit awalnya. Seperti menembus batu dengan air, awalnya pasti tidak akan tembus, tapi ketika batu itu sudah bolong, air akan terus menembus celah dengan mudah. Nothing is fun until you're good at it. Jadi bagi teman-teman yang merasa susah saat membaca, kebanyakan dari kita, termasuk saya juga pernah mengalami itu. Teman-teman bisa melihat video pembelajaran di youtube agar lebih mengerti atau sering-sering latihan soal untuk semakin meningkatkan kemampuan teman-teman.

Selamat belajar!

(Bersambung)

Featured
Recent Posts
bottom of page