Bukan Banyaknya Tetapi Dalamnya
Saya tidak mahir dalam menulis blog atau semacamnya. Tetapi, pada berita pertama ini saya akan mencoba memperkenalkan teman-teman tentang tujuan saya membuat blog ini.
Salah satu alasan terpenting adalah kurangnya alumni-alumni bagi beberapa provinsi di Indonesia. Dengan adanya blog ini, saya memiliki mimpi agar para para pelajar di seluruh pelosok Indonesia dapat mendapatkan fasilitas yang sama, dan melihat siswa Indonesia yang belum terjangkau untuk berdiri di panggung OSN dan memegang sebuah medali. Membahas judul blog pertama ini "Bukan Banyaknya tetapi Dalamnya" adalah satu hal yang saya rasakan selama dua tahun pengalaman saya dalam OSN. Ketika kita berbicara tentang OSN Biologi SMA, maka yang terlintas di pikiran ialah berapa banyak buku yang telah Anda baca? Ada ratusan bahkan ribuan buku biologi yang terspesialisasi untuk mendalami bidang-bidang khusus pada biologi. Untuk mempelajari OSN Biologi SMA, teman-teman memang dianjurkan untuk membaca buku-buku khusus selain buku biologi umum, namun beberapa dari kita mungkin memiliki pemikiran bahwa semakin banyak buku yang kita baca akan menjamin kita akan dapat menjawab pertanyaan dalam soal OSN. Seberapa dalam teman-teman mengerti sebuah konsep dalam biologi lebih penting daripada seberapa banyak buku yang telah teman-teman baca. Mungkin terkesan aneh, karena untuk mendalami sebuah konsep, maka butuh banyak membaca. Memang benar, tetapi kadang kita terlalu terburu-buru untuk berusaha membaca sebanyak-banyaknya buku yang ada. Blog ini bertujuan bukan untuk menurunkan minat membaca teman-teman, melainkan hanya untuk membagikan pengalaman saya dalam mengikuti OSN selama 2 tahun di SMA bahwa untuk dapat menguasai sebuah konsep dalam biologi secara dalam, ada baiknya untuk memfokus pada sebuah buku sampai mahir baru lanjut ke buku lainnya. Tidak ada wujud promosi atau apapun di sini, tetapi di bawah ini adalah segelintir buku yang sering digunakan dalam persiapan OSN. MIsalnya saja, untuk mempelajari bidang biokimia terdapat banyak sekali buku seperti gambar di bawah.
Masing-masing orang memiliki preferensi yang berbeda-beda. Untuk saya sendiri, saya lebih suka membaca buku karangan Berg. Saya lebih memilih untuk fokus pada buku ini. Untuk mahir pada biokimia, teman-teman tidak perlu untuk membaca keempat buku ini. Fokus satu saja, dan jika ada satu dua hal yang membingungkan, teman-teman bisa membandingkannya dengan buku lainnya. Atau cara yang cukup baik ialah misalnya buku "X" sangat baik dalam membahas tentang protein, tetapi buku "Y" sangat baik membahas tentang DNA, maka teman-teman dapat membaca buku "X" dan buku "Y" untuk saling melengkapi. Sekali lagi, strategi dibutuhkan dalam belajar. Bagaimana teman-teman menentukan buku yang paling bagus untuk dibaca dari keempat buku itu? Jawabannya akan datang dari teman-teman sendiri. Teman-teman dapat melihat keseluruhan buku dan membandingkan antara keempat buku dari bab-bab yang disajikan.Terkadang terdapat gaya bahasa yang lebih baik pada suatu buku dibanding buku lainnya. Mungkin gambar pada buku yang satu lebih menarik dan mudah dimengerti dari buku lainnya. Mungkin buku yang satu lebih rapih dan teratur, dsb. Apakah teman-teman harus membaca semua bab yang disajikan pada sebuah buku? Jawabannya tentu tidak. Mengapa? Karena materi yang diujikan pada OSN cenderung repetitif dan berkutat pada sebuah konsep tertentu. Dalam buku biokimia, saya tidak membaca materi tentang sintesis asam amino atau sintesis nukleotida karena terlalu dalam dan mungkin belum dibutuhkan. Apakah membaca sebuah konsep cukup sekali? Kalau saya sendiri jawabannya adalah TIDAK. Saya mudah lupa hal-hal yang telah saya baca dan mengerti sehingga saya terus mengulang apa yang saya baca beberapa kali agar semakin lengket di otak.
Kesimpulan dari blog pertama ini adalah untuk berstrategi ketika belajar. Terkadang saat belajar yang kita lakukan adalah asal terobos saja. Dengan strategi yang kurang tepat kadang akan memakan waktu belajar yang sangat lama dan hasil yang kurang memuaskan. Bukan banyaknya tetapi dalamnya bukan berarti kita tidak boleh membaca sebanyak-banyaknya buku. Tetapi jangan sampai kita melupakan tujuan utama kita: yaitu untuk mengerti dan mendalami sebuah konsep. Semakin banyak buku yang kita baca maka semakin waktu kita terkuras, karena ketika berganti buku maka kita harus membiasakan gaya penulis dalam menulis buku tersebut. Tetapi dengan mengulang buku yang sama, apa yang pernah kita baca sebelumnya akan semakin lengket di kepala. Selamat belajar dan semoga bermanfaat. Siap OSN 2017 untuk IBO 2018 Iran!